Wednesday, September 23, 2009

Haram Bina Tugu @ Binaan Berupa Patung/Berhala



Haram membina Tugu

Nauzubillah. Tolong sebarkan kawan2 ku.....Pesan Professor Datuk Dr Harun DinAl-Hafiz, Seperti yang kite ketahui...Negara kite nie banyak tugu.... Antarayang famousnya ialah Tugu Kebangsaan,Tugu Helang Laut kat langkawi dan sebagainya..
Tahukah kawan2 bahawa pada tahun 1993, Mufti wilayah persekutuan telah mengeluarkan fatwa bahawa " segala tugu-tugu itu serta pembinaannya adalah haram....
ciri-cirinya menyerupai berhala...dan melawatnya juga adalah haram.. " Setelah fatwa itu dikeluarkan, maka ia digazetkan bermakna tindakan undang2 boleh dikenakan kepada sesiapa yangmelawat tugu kebangsaan! Tetapi sayang2...
pihak atasan tidak suka akan keputusan itu maka disuruhnya pihak mufti menarik balik fatwa itu... Setelah berbincang.. .
Mufti tersebut tidak mahumenarik balik fatwa itu... Maka pihak atasan telah menarik balik gazet tersebut maka apa yang tinggal ialah
fatwa sahaja... tiada tindakan undang2yang boleh diambil...
Menurut kupasan Ust. Harun Din,tugu2 ini boleh mendatangkan syirik...Beliau berkata... " bawalah dosa anda sebesar langit dan bumi kepada Allah dan Allah mungkin akan mengampunkannya tetapi jika terdapat walau sedikit/sebesar zarahpon dosa syirik maka Allah tidak akan mengampunkan orangitu..." dan kata beliau lagi... "walaupun kita tidak pergi ke tugu2 tetapi jika kita 'redha' atau tidak melakukan apa2, berdiam diri, maka kita juga akan mendapat dosa tersebut
iaitu dosa syirik..." Contoh kedua yang beliau utarakan dalam perbincangan dosa syirik ini ialah nama negeri perlis iaitu perlis indera kayangan... "Menurut kamus dewan... indera bermaksud nama tuhan hindu manakala kayangan bermaksud tempat di mana tuhan2 bersemayam.. .maka makna sebenar ialah perlis tempat tuhan hindu bersemayam.."Menurut beliau... Nama perlis ini juga mendatangkan dosa syirik... Perkara terakhir yang dibincangkan ialah isu perlembagaan negara... Tahukah kawan2 bahawa... Perlembagaan Negara Fasa ke-14 mengatakan bahawa mana2 undang2 akan terbatal dan tidak boleh dipakai jika ia bertentangan dengan undang2 yang telah dinyatakan di dalam perlembagaan termasuklah undang2 hudud... iaitu undang2 yang dicipta oleh Allah.

Kata beliau seterusnya.. ..Dosa syirik boleh diakibatkan oleh...

1. Mempertahankan perlembagaan serta undang2 ciptaan manusia dan membuatkannya mengatasi undang2 ciptaanAllah iaitu hudud dll.
2. Menyokong mereka yangmempertahankan perlembagaan.
3. Mereka yang berdiam diri.
4. MEREKA YANG MENGATAKAN BAHAWA HUKUM HUDUD ITU ZALIM ( BERMAKNA ALLAH JUGA ADALAH ZALIM)

Tolong sebarkan email ni pada semua umat Islam.Sebarkan email ini kepada umatIslam seramai yang mungkin!!!Sebarkan jika anda sayangkan ISLAM

© Rakan Masjid. All rights reserved

Ciri-ciri ilmu yang bermanfaat di dalam diri seseorang

YANG KITA LUPAKAN DALAM MENUNTUT ILMU

Bertahun-tahun sudah kita luangkan waktu kita untuk menuntut ilmu. Suka duka yang dirasakan juga begitu banyak. Mengingati masa lalu terkadang membuat kita tersenyum, tertawa dan terkadang membuat kita menangis. Inilah kehidupan yang harus kita jalani.
Kehidupan sebagai seorang thalibul’ilmi. Akan tetapi, mungkin kita sering melupakan, apakah ilmu yang kita dapatkan adalah ilmu yang bermanfaat ataukah sebaliknya.

Penulis teringat sebuah hadis yang diriwayatkan oleh seorang sahabat yang bernama Zaid bin Arqam radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا

Artinya: “Ya Allah. Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah merasa kenyang dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR Muslim No. 6906 dan yang lainnya dengan lafaz-lafaz yang mirip)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saja, yang dijamin oleh Allah untuk menjadi pemimpin Bani Adam di hari akhir nanti, sangat sering mengulang doa-doa ini, apalagi kita, yang sangat banyak berlumuran dosa, sudah seharusnya selalu membacanya.

Mengetahui ciri-ciri ilmu yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat sangatlah penting. Oleh karena itu, berikut ini penulis sebutkan beberapa ciri ilmu yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat yang penulis ambil dari kitab Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hanbali yang berjudul Bayan Fadhli ‘Ilmissalaf ‘ala ‘Ilmilkhalaf.

Ciri-ciri ilmu yang bermanfaat di dalam diri seseorang:

1. Menghasilkan rasa takut dan cinta kepada Allah.
2. Menjadikan hati tunduk atau khusyuk kepada Allah dan merasa hina di hadapan- Nya dan selalu bersikap tawaduk.
3. Membuat jiwa selalu merasa cukup (qanaah) dengan hal-hal yang halal walaupun sedikit yang itu merupakan sebahagian dari dunia.
4. Menumbuhkan rasa zuhud terhadap dunia.
5. Senantiasa didengar doanya.
6. Ilmu itu senantiasa berada di hatinya.
7. Menganggap bahwa dirinya tidak memiliki sesuatu dan kedudukan.
8. Menjadikannya benci akan tazkiah dan pujian.
9. Selalu mengharapkan akhirat.
10. Menunjukkan kepadanya agar lari dan menjauhi dunia. Yang paling menggiurkan dari dunia adalah kepemimpinan, kemasyhuran dan pujian.
11. Tidak mengatakan bahwa dia itu memiliki ilmu dan tidak mengatakan bahwa orang lain itu bodoh, kecuali terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah dan ahlussunnah. Sesungguhnya dia mengatakan hal itu kerana hak-hak Allah, bukan untuk kepentingan pribadinya.
12. Berbaik sangka terhadap ulama-ulama salaf (terdahulu) dan berburuk sangka pada dirinya.
13. Mengakui keutamaan-keutamaan orang-orang yang terdahulu di dalam ilmu dan merasa tidak bisa menyaingi martabat mereka.
14. Sedikit berbicara karena takut jika terjadi kesalahan dan tidak berbicara kecuali dengan ilmu. Sesungguhnya, sedikitnya perkataan-perkataan yang dinukil dari orang-orang yang terdahulu bukanlah karena mereka tidak mampu untuk berbicara, tetapi kerana mereka memiliki sifat wara’ dan takut pada Allah Taala.

Adapun ciri-ciri ilmu yang tidak bermanfaat di dalam diri seseorang:

1. Ilmu yang diperoleh hanya di lisan bukan di hati.
2. Tidak menumbuhkan rasa takut pada Allah.
3. Tidak pernah kenyang dengan dunia bahkan semakin bertambah semangat dalam mengejarnya.
4. Tidak dikabulkan doanya.
5. Tidak menjauhkannya dari apa-apa yang membuat Allah murka.
6. Semakin menjadikannya sombong dan angkuh.
7. Mencari kedudukan yang tinggi di dunia dan berlomba-lomba untuk mencapainya.
8. Mencoba untuk menyaing-nyaingi para ulama dan suka berdebat dengan orang-orang bodoh.
9. Tidak menerima kebenaran dan sombong terhadap orang yang mengatakan kebenaran atau berpura-pura meluruskan kesalahan karena takut orang-orang lari darinya dan menampakkan sikap kembali kepada kebenaran.
10. Mengatakan orang lain bodoh, lalai dan lupa serta merasa bahwa dirinya selalu benar dengan apa-apa yang dimilikinya.
11. Selalu berburuk sangka terhadap orang-orang yang terdahulu.
12. Banyak bicara dan tidak bisa mengontrol kata-kata.


Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata, “Di saat sekarang ini, manusia boleh memilih apakah dia itu ridha untuk dikatakan sebagai seorang ulama di sisi Allah ataukah dia itu tidak ridha kecuali disebut sebagai seorang ulama oleh manusia di masanya. Barang siapa yang merasa cukup dengan yang pertama, maka dia akan merasa cukup dengan itu… Barang siapa yang tidak ridha kecuali ingin disebut sebagai seorang ulama di hadapan manusia, maka jatuhlah ia (pada ancaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam),
من طلب العلم ليباهي به العلماء أو يماري به السفهاء أو يصرف وجوه الناس إليه فليتبوأ مقعده من النار
Artinya: “Barang siapa yang menuntut ilmu untuk menyaing-nyaingi para ulama, mendebat orang-orang bodoh atau memalingkan wajah-wajah manusia kepadanya, maka dia itu telah mempersiapkan tempat duduknya dari neraka.” (*)
*) Dengan Lafaz yang seperti ini, penulis belum menemukannya dengan sanad yang shahih. Akan tetapi, terdapat lafaz yang mirip dengannya di Sunan At-Tirmidzi No. 2653 dengan sanad yang hasan, yaitu:
من طلب العلم ليجاري به العلماء أو ليماري به السفهاء أو يصرف به وجوه الناس إليه أدخله الله النار
***
اللهم إني أسألك علما نافعا و رزقا طيبا و عملا متقبلاز آمين
Maraji’:
1. Bayan Fadhli ‘Ilmissalaf ‘ala ‘Ilmilkhalaf oleh Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hanbali, Dar Al-Basya’ir Al-Islamiah
2. Shahih Muslim, Dar As-Salam
3. Sunan At-Tirmidzi, Maktabah Al-Ma’arif
***
Penulis: Ustadz Said Yai Ardiansyah (Mahasiswa Fakultas Hadits, Jami’ah Islamiyah Madinah, Saudi Arabia)
Artikel www.muslim.or.id

Sunday, September 13, 2009

RAMADHAN..APAKAH..KITA..AKAN..BERSUA..LAGI..

RAMADHAN sudah di ambang senja..
Sebentar lagi SYAWAL bakal menjelma..

TANYALAH..pada setiap DIRI..

APAKAH yang telah KUISIKAN sepanjang Ramadhan kali ini..

..SEMPURNAKAH IMANKU..
..KHUSYUKKAH SOLATKU..
..IKHLASKAH AMALKU..
..BERSYUKURKAH AKU bagi setiap NIKMAT ILLAHI..
..BERSABARKAH AKU menghadapi setiap CUBAANNYA..
..REDHOKAH AKU akan segala KETENTUANNYA..

AKHIRNYA..

Telahkah KUTEMUI LAILATULQADAR..

NUKILAN (JEE.R.D/SYUKBAH AGAMA/SEPT/09/B1)

CARILAH KEAMPUNAN DAN BARAKAH DI BULAN RAMADHAN

Ramadhan adalah bulan pengampunan. Justeru marilah sama-sama kita merebut peluang dan ruang yang disediakan ini untuk mencapai pegampunan Allah SWT. Firman Allah dalam surah Ali-Imran ayat 133 yang bermaksud:

Dan bersegeralah kamu kepada pengampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang lebarnya selebar langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

Syurga disediakan oleh Allah untuk orang yang bertakwa, orang yang bersih dirinya daripada noda dan dosa. Setiap manusia tidak terlepas daripada melakukan dosa. Sebab itu kita perlu minta ampun kepada Allah SWT. Para anbiya’ pun berdoa meminta ampun.

Lihat ungkapan doa Nabi Adam(surah al-a’raf:23)

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, nescaya pastilah kami termasuk orang-orang yang rugi.

Nabi Ibrahim berdoa(surah Ibrahim:41)

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

Ya Tuhan kami, beri ampunlah Aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".

Nabi Nuh berdoa(surah Nuh:28)

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا

Ya Tuhanku! ampunilah aku, ibu bapaku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan".

Nabi Muhammad SAW beristighfar dan meminta ampun kepada Allah SWT tidak kurang daripada tujuh puluh kali satu hari dalam keadaan baginda diberi jaminan syurga dan maksum tiadak melakukan sebarang noda dan dosa.

Rebutlah pelung Ramadhan ini dengan melakukan amal ibadah. Dapatkan barakah, margfirah dalam bulan ini. Amat rugi manusia yang menjalani Ramadhan kemudian meninggalkan Ramadhan dalam keadaan dosa tidak terampun.

Dipetik daripada kuliah Ust.HJ. MOHD RUSLI BIN HJ ISMAIL (JEE.R.D/K1/SEPT/09)